EKSPOSISI KITAB LUKAS 7: 36--50
TEMA: KEPEDULIAN DAN MEMBERI
OLEH: Ardy Zacharias
I. Pengantar
Orang bijak mengatakan bahwa cinta dapat memampukan seseorang untuk bertindak lebih dari yang pernah dibayangkan. Meskipun badai selalu menghadang ataupun ada sebuah batu besar yang menghalangi, cinta dapat melewatinya. Paradigma semua elemen masyarakat adalah bahwa cinta memiliki kekuatan yang mampu memudahkan. Untuk menguatkan paradigma tersebut, terlebih dahulu perhatikan definisi-definisi cinta berikut.
Etimologi dan terminologi: “ istilah ‘cinta’ merupakan kata serapan dari bahasa melayu cinta yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti pikiran, kecemasan, kepedulian dan pertimbangan akan sesuatu.”
KBBI : “suka sekali, sayang benar, berharap sekali, rindu (kata sifat).
Carl rogers : “ cinta yaitu keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati”
Erich From : “ cinta meliputi 4 gejala yaitu Care, responsibility, respect, knowledge, muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai”.
Erich H. Ericson : “ cinta adalah kesetiaan yang masak sebagai dampak dari perbedaaan dasar antara pria dan wanita.”
Dari beberapa pngertian dan definisi diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa cinta merupakan suatu gejala perasaan yang dapat membuahkan sebuah tindakan konkret berupa kepedulian, tanggung jawab, kesetiaan antara seorang individu kepada individu lain yang diikat oleh sebuah rasa rindu, harapan dan kebergantungan. Dari pengertian kecil tersebut, sangat jelas dan nampak bahwa cinta memiliki beberapa kekhususan ( kekuatan) yaitu tanggung jawab, kesetiaan, kepekaan, harapan, dan kebergantungan.
II. Konteks bacaan
Bacaan ini merupakan sebuah cerita yang sangat unik, secara implisit menunjukkan kemampuan penulisnya yaitu lukas. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa lukas adalah seorang tabib yang melayani bersama dengan paulus (kol 4:14, 2 tim 4:11, Filem 1: 24-25). Bukan hal yang tidak mungkin bahwa ia adalah seorang terpelajar, bahkan dibandingkan dengan penulis injil yang lain, dapat dikatakan bahwa ia adalah seorang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang lebih mumpuni dibanding dengan penulis injil lainnya. Jika kita perhatikan dengan seksama kisah pada bacaan ini, kisah ini hanya terdapat pada kitab lukas dan tidak ditemukan pada kitab injil lainnya, hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan besar bahwa kisah ini merupakan karya dari lukas sendiri, karena secara struktural, jeslas bahwa kisah ini bukanlah sebuah perumpamaan yang dilontarkan oleh Yesus bahkan pada bacaan ini, Yesus adalah tokoh yang diceritakan.
William Barclay : “Cerita ini begitu hidup, sehingga orang percaya bahwa lukas mestinya juga seorang seniman
Tafsiran alkitab masa kini : “ kisah yang langsung menyusul ini mempertajam tuduhan yang dibuat di dalam ayat 34. .... .”
Jadi jelas bahwa kisah yang sangat unik ini merupakan hasil karya lukas berupa pengamatannya terhadap setiap tindakan yang Yesus lakukan karena di dalam cerita ini terdapat beberapa tindakan yang dilakukan oleh Yesus sehari-hari, dan juga respon orang farisi kepada yesus, serta perumpamaan.
Di dalam kisah ini, peristiwa terjadi di rumah simon seorang Farisi. Dan merupakan sebuah kebiasaan apabila seorang rabbi duduk makan di suatu rumah, orang banyak dari berbagai kalangan datang untuk mendengarkan pngejaran dari sang rabbi. Dalam kisah ini juga kita lihat bahwa Yesus datang karena diundang artinya bahwa Yesus adalah tamu yang istimewa. Sesuai dengan kebudayaan timur, ada beberapa cara dalam memperlakukan seorang tamu. Yaitu :
1. Tuan Rumah meletakkan tangannya ke atas bahu sang tamu lalu memberikan ciuman sebagai tanda perdamaian.
2. Tuan rumah akan menyediakan bejana pembasuhan lalu membuka kasut sang tamu dan membasuh kakinya. Hal ini dilakukan karena kasut sang tamu dan kakinya dipenuhi oleh debu pasir.
3. Menggunakan minyak wangi dan dupa untuk kemudian dipercikkan ke atas kepala sang tamu. ( sumber: Willian Barclay “ injil Lukas” hal. 132)
Kebiasaan-kebiasaan di atas biasanya dilakukan oleh seorang Tuan rumah kepada tamunya, namun faktanya kita melihat bahwa Yesus sama sekali tidak mengalami perlakuan-perlakuan istimewa tersebut bahkan statusnya sendiri adalah tamu yang istimewa.
III. pendalaman Teks
Lukas 7:36 : “ seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. .... “.
Pada ayat yang ke 36, kita melihat suatu pemandangan yang unik namun sangat jarang terjadi karena yang mengundang yesus untuk makan di rumah adalah seorang Farisi. Seperti yang telah kita semua ketahui bahwa antara Yesus dan orang Farisi seringkali terjadi perselisihan, bahkan beberapa kali orang farisi berniat untuk membunuh Yesus dan Yesus pun beberapa kali mengecam dan menegur orang Farisi (Mrk 3:6, terjadi perselisihan, bahkan beberapa kali orang farisi berniat untuk membunuh Yesus dan Yesus pun beberapa kali mengecam dan menegur orang Farisi (Mrk 3:6, Yoh 11:53, Mat 16:6, Luk 12:1).
Pertanyaan besarnya adalah mengapa seorang Farisi dapat mengundang Yesus ke dalam rumahnya?
Ada beberapa kemungkinan terkait pertanyaan tersebut.
1. Kemungkinan simon adalah seorang pengagum dan seorang simpatisan terhadap ajaran Yesus, karena tidak semua orang farisi adalah musuh Yesus ( Luk 13:31).
2. Simon sengaja mengundang Yesus untuk mencari-cari kesalahan Yesus, lalu kemudian mendakwa-Nya. Namun, sepertinya kemungkinan ini tidak dapat diterima karena pada ayat yang ke 40, simon menyapa Yesus dengan sebutan “guru”.
3. kemungkinan selanjutnya adalah bahwa simon hanya ingin menaikkan pamornya dengan mengundang Yesus mengingat Yesus adalah seorang yang terkenal mahsyur di daerah Galilea. Hal ini di perkuat dengan sinkronnya perlakuan Simon terhadap Yesus yang sangat tidak sesuai dengan adat saat itu.
dari tiga kemungkinan diatas tidak dapat dipastikan bahwa manakah kemungkinan yang paling tepat, namun yang pasti adalah Yesus mengalami hal yang sangat istimewa dari seorang perempuan berdosa yang pada saat itu juga berada di rumah simon, si Farisi.
Lukas 7:37 : “ Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika Perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi”.
Tidak disebutkan nama dari wanita ini namun hampir dapat dipastikan bahwa ia adalah salah satu orang dari sekian banyak orang yang menghadiri acara yang diadakan orang farisi tersebut. Rupanya ia adalah seorang yang terkenal sebagai seorang yang berdosa atau pada saat itu adalah seorang pelacur.
TSI : “ Di kota itu ada seorang wanita pelacur. .....”
Jadi sangat jelas bahwa wanita ini adalah seorang perempuan sundal atau seorang pelacur. Hal ini diperkuat dengan tindakannya menyeka kaki Yesus dengan rambutnya (ayat 38) artinya bahwa wanita ini mengurai rambutnya dan tidak mengenakan tudung kepala seperti layaknya perempuan timur pada saat itu. Bagi orang yahudi, seorang wanita yang mengurai rambutnya di depan umum adalah hal yang sangat tidak sopan dan hanya biasa dilakukan oleh seorang wanita sundal. Bahkan pada saat itu, Tudung kepala bagi seorang wanita adalah lambang kehormatan. Berarti wanita ini sama sekali datang dengan tidak lagi membawa kehormatannya sebagai seorang perempuan.
Seorang wanita Yahudi biasanya mengenakan pada lehernya sebuah botol kecil yang berisi parfum yang sangat mahal dan biasa di sebut alabaster.
NET : “ Then when a women of that town, who was a sinner, learned that Jesus was dining at the pharisee’s house, she brought an alabaster jar of parfumed oil.
Jadi minyak inilah yang di gunakan sang wanita untuk membasahi dan meminyaki kaki Yesus.
Lukas 7:38 : “ Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.”
Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh wanita ini secara prosedural atau berurutan yaitu yang pertama adalah menangis. Menangis merupakan sebauh tindakan yang biasa kita lakukakan jika saat sedih, susah bahkan senang. Karakteristik dari menangis adalah air mata. Secara ilmu pengetahuan, air mata dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama air mata basal. Air mata basal ini berfungsi untuk melubrikasi (membilas) mata secara teratur. Yang kedua, ialah air mata yang keluar secara refleks. Air mata ini biasanya diakibatkan dari rangsangan luar seperti misalnya iritasi akibat debu atau pasir. Air mata yang ketiga adalah air mata akibat pengaruh gejala emosi yang dihadapi seseorang, entah itu senang, maupun sedih. Nah jika kita melihat konteks dari nats ini, maka wanita tersebut menangis karena ia merasakan gejolak perasaan yang luar biasa ketika melihat Yesus dan berada di dekat Yesus. Wanita ini datang dengan penuh penyesalan karena ia sadar akan semua dosa yang ia lakukan selama kehidupannya, dan kali ini ia telah bertemu dengan seorang pribadi yang mampu membebaskannya dari lumpur dosa.
Tindakan selanjutnya yaitu air mata sang wanita membasahi kaki Yesus. Kemungkinan besar bahwa kedua kaki Yesus menjadi basah akibat air mata wanita ini, hal itu berarti bahwa wanita ini menangis dengan sangat. Dapat dibayangkan sebanyak apa air mata yang dikeluarkan oleh sang wanita sehingga harus membuatnya menyeka (membasuh)nya dengan rambutnya. Tempat terbaik sekaligus tempat ternyaman bagi kita untuk menuangkan segala air mata penderitaan dan pergumulan kita adalah kaki Yesus karena hanya dialah yang mampu menolong kita dari setiap masalah kita.
tindakan berikutnya yaitu ia mencium kaki Yesus. Mencium melambangkan perdamaian, kasih dan bentuk ucapan syukur dan apresiasi. Pada nats ini kita melihat tindakan kasih yang begitu nyata dari wanita ini lewat sebuah ciuman. Wanita ini merasa bahwa harapannya telah terwujud, dan ia telah mendapatkan jawaban dari setiap permasalahannya oleh karena itu ia merasa sangat mengucap syukur atas hal itu. Satu hal lagi yang tersirat adalah bahwa wanita ini dengan setia berada di bawah kaki Yesus yang dibuktikan dengan kisah yang terus berlanjut sepanjang bacaan ini.
Lukas 7:39 : “ Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya : “Jika ia ini nabi, tentu ia tahu siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.”
Wycliffe: “ Orang Farisi tersebut mengaharapkan agar Yesus, sebagai seorang rabi yang bijaksana dan pemimpin agama, menolak perhatian perempuan itu sebagai penghinaan. Para rabi pada zaman itu tidak pernah berbicara kepada perempuan di depan umum apabila hal itu dapat dihindari, maka kelakuan mereka dianggap luar biasa ( Yoh. 4:27). Simon berkesimpulan bahwa Yesus bodoh atau lalai.”
Dalam ayat ini, kita melihat kembali respon orang Farisi tersebut. Telah menjadi kebiasaan bahwa orang farisi cenderung memberikan penilaian terhadap setiap tindakan Yesus dan biasanya penilaian tersebut adalah penilaian yang buruk. Kita kembali diperhadapkan dengan ciri khas orang Farisi yaitu selalu berpikir dan berprasangka terhadap setiap tindakan Yesus. Namun kali ini, simon hanya ingin mengetahui tindakan dan tanggapan Yesus tentang perempuan ini, tidak seperti kebiasaan orang farisi yang cenderung mengajak Yesus bersoal jawab, mencobai bahkan ingin menjebak Yesus (bdk Mrk. 8:11).
Rupanya, Yesus mengetahui bahwa Simon tengah memberikan penilaian terhadap diri-Nya sehingga Yesus pun mengajak simon berbicara sekaligus memberikan suatu perumpamaan kepada simon ( ayat 40). Disini, Yesus menggunakan perumpamaan seorang pelepas uang.
Wycliffe: “ Selaku orang kaya, Simon pasti sudah berkali-kali meminjamkan uang. Barangkali Yesus mengetahui bahwa simon bersifat pemurah, dan Yesus mempergunakan kisah ini untuk menyentuh simon secara pribadi. Satu dinar harganya senilai kurang lebih 17 sen dolar. Jadi, penghutang yang pertama berhutang 85 dolar sedangkan penghutang kedua sekitar 8,50 dolar”.
Bukan tanpa alasan Yesus memberikan perumpamaan ini kepada Simon. Simon adalah seorang farisi yang kaya. Ini dibuktikan dengan diadakannya pesta yang mana ia mengundang Yesus, jika ia disebut farisi maka sudah pasti ia adalah seorang yang menjalankan hukum taurat dengan sangat detail sehingga bukan tidak mungkin bahwa ia adalah seorang pemberi dan bahkan juga seorang peminjam yang sering membantu orang-orang yang kekurangan secara material.
Lukas 7:42 : “Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih dahulu mengasihi dia?”
Dalam perumpamaan yang Yesus berikan, tampaknya pelepas uang ini adalah seorang yang murah hati. Dengan jumlah uang yang begitu banyak mungkin secara logika jika ia bukan seorang yang murah hati, ia tidak mungkin menghapus hutang kedua orang tersebut. Tentunya dengan perbedaan jumlah uang yang dipinjamkan, maka berbeda pula respon dari kedua orang tersebut. Hal inilah yang dinyatakan Yesus lewat sebuah retorika tentang respon kedua orang tersebut yaitu kasih. Tentu bahwa yang akan lebih merasa kasih dan lebih bersyukur adalah orang yang berhutang paling banyak. Itulah jawaban dari simon (ayat 43).
Pada ayat 44 hingga 46, Yesus mulai menerangkan maksud dari perumpamaan tersebut. Yesus memulai dengan membandingkan perlakuan simon yang semestinya ia lakukan kepada Yesus namun kenyataanya Yesus tidak menerima sambutan yang hangat dari simon. Hal ini berbanding terbalik dengan perlakuan yang Yesus terima dari perempuan pelacur tersebut. Seharusnya simon sebagai orang yang lebih mengerti adat istiadat mempunyai kepekaan yang lebih namun pada kenyataannya wanita inilah yang mempunyai kepekaan yang lebih. Itulah cinta kasih. Sesuatu yang dapat memampukan seseorang berrindak lebih bahkan kasih wanita ini kepada Yesus mampu mendobrak batas-batas status sosial karena kasih membuat wanita ini amat berharga di mata Yesus .
Lukas 7:47 : “ Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih”.
Disini kembali kita melihat kuasa Yesus yang sanggup mengampuni dosa, pengampunan ini diterima langsung oleh sang wanita sebagai keuntungan dan anugerah karena telah menyadari dosanya dan membawa seluruh dosanya di bawah kaki Yesus. Lebih dari itu Kasihlah yang menjadi dasar semua itu dapat terjadi.
William Barclay: “Satu hal yang menyebabkan orang tertutup dari Allah atau menutup dirinya terhadap Allah adalah perasaan diri cukup, dan bahwa ia tidak membutuhkan apa-apa lagi. Dan hal yang aneh adalah bahwa makin baik seseorang, makin ia merasa akan dosa-dosanya.”
Simon adalah seorang farisi dan ia menganggap bahwa statusnya yang demikian akan membuat ia jauh lebih baik dari wanita pelacur ini. Ia merasa bahwa status sebagai seorang Farisi membuat ia cukup bisa dicap sebagai orang yang benar dan tidak lagu membutuhkan pembaharuan dan pertobatan. Sebaliknya, sang wanita menyadari bahwa ia tidak lebih dari seorang pendosa sehingga membutuhkan pengampunan Allah karena Allah dalah Kasih.
Lukas 7:48 : “ Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni”.
BIMK: “ Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “ Dosa-dosamu telah diampunkan”.
TSI : “ Lalu Yesus berkata kepada perempuan itu,” Aku sudah mengampuni dosa-dosamu”.
BBE : “ And He said to her, You have forgiveness for your sins.”
Kata “dosa” pada ayat ini bersifat jamak, Artinya bahwa pengampunan yang wanita ini terima adalah pengampunan atas seluruh dosanya, dari dosa yang ia lakukan sebelum bertemu dengan Yesus. Lalu Terjemahan sederhana Indonesia menempatkan Yesus sebagai subyek yang memberi pengampunan itu.
Lukas 7:49 : “ Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka:”Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?”
Ayat ini merupakan respon yang paling wajar dari masyarakat Yahudi pada saat itu, terkhususnya para tamu yang juga makan bersama Yesus. Bagi orang Yahudi, yang berdaulat mengampuni dosa seseorang hanya Allah saja ( Yeremia 31:34,Mazmur 85:2, Mikha 7:18).
Sudah beberapa kali Yesus sendiri mengampuni dosa orang, dan respon yang datang kepada Yesus pun beragam, ada yang keheranan bahkan ada juga yang mengatakan bahwa Yesus menghujat Allah (Mat. 9:2-3, Mrk. 2:5 dan 7).Meski perkataan Yesus ini menuai pro dan kontra di kalangan orang Yahudi, namun satu hal yang pasti dan adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat dibantah bahwa Yesus adalah Allah sehingga ia dapat mengampuni dosa manusia, karena visinya ke dalam dunia adalah untuk menyatakan Anugerah keslamatan kepada manusia lewat pengorbanan diatas kayu salib.
Lukas 7:50 : “ Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
BIMK: “ Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Karena engkau percaya kepada-Ku, engkau diselamatkan.Pergilah dengan damai!”
Disini kita melihat klimaks dari kisah ini, yang mana pada klimaks ini kita melihat jawaban dari jaminan pengampunan dan keselamatan yang diterima oleh wanita ini yaitu iman. Hanya dengan iman kepada Tuhan Yesuslah kita bisa memperoleh keslamatan itu ( Yoh.14:6). Wanita pelacur yang datang dengan hati yang hancur, telah benar-benar dipulihkan bahkan juga diselamatkan dari lumpuh dosa. Dengan berlandaskan kasih yang direpresentasikan lewat imannya kepada Tuhan Yesus makan ia dapat memperoleh pengampunan yang sejati.
IV.Penerapan dan Ajakan
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kisah ini, yaitu :
1. cinta kasih bukan hanya sekedar perasaan namun berwujud sebuah tindakan.
ketika kita menyatakan kasih kita kepada orang lain, maka hal itu bukan hanya sekedar ucapan atau hanya menyangkut perasaan, namun lebih dari itu ada tindakan konkret yang dapat dilakukan. Sama seperti kasih kita kepada Tuhan Yesus,jika kita benar-benar mengasihi dia maka setiap saat kita pasti selalu merasa rindu untuk bertemu dengan dia lewat persekutuan orang benar, selain itu ada tanggung jawab. Tanggung jawab kita adalah untuk mengasihi sesama karena Tuhan yang telah lebih dahulu mengasihi kita.
2. Melayani dengan kepedulian.
salah satu teladan yang ditunjukkan oleh wanita berdosa dalam kisah ini adalah bentuk kepeduliannya kepada Yesus. Pada saat itu, Yesus berada dalam sebuah situasi diperlakukan dengan tidak semestinya, tetapi karena kasih wanita ini kepada Yesus ia rela memberikan minyak wangi yang mahal kepada Yesus lalu membasuh kaki Yesus dengan air matanya. Peduli artinya mencoba untuk melihat kepada kondisi orang lain. Wanita ini meski ia adalah orang berdosa namun ia tidak pernah merasa bahwa statusnya dapat menghalangi rasa kepeduliannya kepada Yesus. Ia percaya kepada Yesus, percaya bahwa Yesus juga peduli dan mengerti dengan segala persoalan hidupnya. Oleh kerena imannya itu ia pun memberi yang paling berharga dari hidupnya karena ia bersyukur atas anugerah yang ia terima.
3. Keinginan untuk lebih mengenal Tuhan.
Sama seperti wanita ini yang setia berada di bawah kaki Yesus untuk terus mendengar perkataan Yesus. Bukan hanya sekedar mendengar namun, lebih dalam ia mendalami sehingga ia sadar dan mengenal bahwa Yesus adalah jawaban dari segala persoalan hidupnya. Karena itu, pengenalan akan Kristus hanya akan kita dapat jika kita dengan setia merenungkan Firmannya dalam kehidupan sehari-hari dan lebih dari itu kita dapat melakukanya dalam kehidupan kita yang akan membuat kita dapat semakin mengenal Dia.
4. Serahkanlah segala pergumulan dan masalah kepada Tuhan.
Yeremia 17:7 mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang selalu mengandalkan Tuhan. Kita semua tentunya pernah mengalami berbagai macam masalah, mulai dari masalah yang sederhana sampai masalah yang lebih kompleks. Sering kali kita menyerah dlam masalah yang berat. Perempuan berdosa ini mempunyai pergumulan yang amat besar hingga membuatnya menangis namun ketika ia membawanya ke kaki Yesus ia mendapat jalan keluar dan kelegaan dari semua kesulitan hidupnya. Sesulit apapun masalah kita, datanglah kepada Tuhan, Ia tidak pernah menutup telinga atas semua masalah kita, sebaliknya ia akan memberikan jaln keluar melebihi dari apa yang dapat kita jangkau.
5. Berpikirlah positif dan hindarilah perselisihan.
Pikiran manusia sering kali mengerah kepada hal yang negatif atau buruk hal ini justru adalah hal yang dapat melemahkan diri mereka sendiri, Tidak hanya itu, dengan berpikir positif setiap jalan keluar pasti dapat ditemukan. Pemikiran yang postif mampu menjaga relasi persekutuan dan akan memungkinkan kita untuk menghindari perselisihan yang sangat rentan terjadi.
Kita sebagai pelayan Tuhan bukan hanya menjadi profesional di bidang kita, tapi kita mampu menjadi yang terbaik dimana saja kita berada. Karena itu kerjakanlah pelayanan dengan penuh tanggung jawab sebagai wujud kasih kita kepada Allah. AMIN
SOLI DEO GLORIA
Mantap....
BalasHapusPenjabaran yg sangat jelas dan mudah dimengerti. Thx, Jbu
Thanks...Tuhan meberkati
BalasHapusWhere to buy titanium trim | TITaniumArts
BalasHapusTien Finest, Longest raw titanium Titanium Chiles and Longest Titanium Chiles. titanium headers The Tien Classic titanium alloy nier replicant and Teton Classic are is titanium a metal available in many sizes titanium scissors of sizes from 2 to 10cm.
t460v7cberp880 sex doll,male masturbator,male sex toys,horse dildo,love dolls,dog dildos,strap on vibrator,sex chair,dog dildo m443f5xklyg983
BalasHapus