EDISI CERPEN
Petualangan
Lolita
Saat
itu sang surya sedang memancarkan cahaya merah merona di temani oleh hembusan
angin pepohonan dengan arus tenang telaga batu tanda bahwa hari sudah
menunjukkan petang tampak seorang gadis memandang murung ke arah telaga dengan
sejuta tanda tanya yang nampak sangat jelas dari raut dan garis wajah gadis
merah itu. Entah apakah yang telah dialami, sepertinya sesuatu barulah terjadi,
sesuatu yang bahkan tak dapat dijelaskan oleh dirinya atau siapapun. Sampai
surya tak nampak lagi, dan angin dingin mulai menusuk tulang, gadis malang itu
tetap berdiri kokoh disamping telaga berarus tenang dengan harapan bahwa hati
dan pikirannya dapat setenang arus telaga itu. Sejenak wajah murung itu berubah
menjadi sebuah wajah keheranan disertai dengan senyum tipis, menggerakkan kaki
gadis merah itu menjauh dari tepi telaga ke arah dalam gubuk tua renta yang
bahkan tak layak untuk didiami lagi.
Di
tengah hutan belantara di pelosok pulau sumatera hiduplah seorang gadis
sebatangkara yang tinggal disebuah gubuk tua beratapkan alang-alang dengan
tidak berpintu. Ayah dan ibunya telah meninggal dunia sejak ia berusia 5 tahun
dan ia kini hidup dengan seekor orang utan piaraan yang telah bersama
keluarganya sejak ibu dan ayahnya masih hidup.Gadis manis ini bernama Lolita. Ia
dan orang utan kesayangannya bertahan hidup dengan memakan buah-buahan hasil
hutan dan tak jarang ia sendiri yang pergi berburu hewan-hewan hutan seperti
kelinci, rusa ataupun burung-burung yang lewat di depan matanya. Hutan lebat
tempatnya bernaung ini letaknya dekat dengan sebuah telaga yang biasa disebut
dengan nama telaga batu karena di sepanjang jalur telaga itu banyak sekali
ditemukan batu-batu besar. Telaga batu itu juga menjadi sumber penghidupan bagi
Lolita karena telaga tersebut dipenuhi dengan berbagai jenis ikan dan udang air
tawar. Kehidupan yang sulit ditengah hutan belantara bukan menjadi beban bagi
Lolita namun kondisi ini membuat ia menjadi seorang gadis yang madiri, berani,
gigih dan tangguh.
Suatu
malam, Ketika Lolita hendak tidur, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah bunyi
aneh dari luar gubuknya, bunyi yang seperti langkah jejak kaki orang. Sontak
hal itu membuat dirinya tertegun dan diam sejenak sambil memegang erat busur
bambu yang biasa digunakannya untuk berburu. Dengan tangan yang gemetar hingga
menjalar ke seluruh tubuhnya, Lolita tenggelam dalam rasa takut yang sangat
karena di tengah hutan hanya ada dia dan juga orang utan kesayangannya itu.
Ketika ia sampai di dekat pintu gubuknya, ia langsung mengarahkan busur panah bambu
miliknya itu ke arah sumber bunyi aneh tersebut. Karena bagian luar gubuk itu
sangat gelap, Lolita hanya mampu menyerang dengan membabi buta. Setelah anak
panah yang ada di tangannya habis, ia kembali dikejutkan dengan hilangnya bunyi
aneh itu secara tiba-tiba. Dikiranya orang itu telah lumpuh dan tak berdaya
sehingga membuat ia berjalan pelan keluar dari gubuknya itu. Saat ia keluar
dari gubuknya itu ia melihat secerca cahaya seperti cahaya kunang-kunang yang
membuat Lolita semakin penasaran. Lalu ia melangkah dengan pelan-pelan menuju
arah cahaya itu dan karena penasaran, tanpa berpikir panjang lolita langsung
menggampai cahaya itu dan seketika itu juga Lolita jatuh pingsan dan tidak
sadarkan diri.
Dalam
jangka waktu yang lama, Lolita terkapar tak sadarkan diri di halaman gubuk
tuanya itu hingga ia tersadar dan membuka pelan-pelan kelopak matanya. Saat
matanya tidak lagi berkunang-kunang, Lolita kembali dikejutkan dengan
keberadaan dia saat itu, awalnya ia merasa bahwa dia masih berada di dalam hutan
atau lebih tepatnya di halaman gubuknya. Namun ternyata, Saat ia mengamati
dengan lebih seksama didapatinyalah kenyataan bahwa ia tidak sedang berada di
dalam hutan tempat tinggalnya. Sontak hal itu membuatnya semakin keheranan dan
juga rasa takut yang ada dalam hatinya semakin membara. Saat ia melayangkan
matanya, ia melihat bahwa ia sedang berada dalam suatu hutan yang sangat
berkabut dan juga gelap. Kabut-kabut itu
dapat ia amati lewat secerca cahaya di genggaman tangannya, yaitu cahaya
yang semula ia genggam. Dengan langkah yang berhati-hati, Lolita mencoba untuk
menyusuri hutan berkabut itu dengan membawa secerca cahaya di tangannya itu.
Ketika
ia sedang berjalan, tiba-tiba ia mendengar suara jeritan “Aduhhh.. sakittt!!!”.
Suara itu menghentikan langkah Lolita. Ia lalu mengarahkan cahaya itu ke arah
suara jeritan tersebut dan ia seketika tercengang ketika mengetahui bahwa yang
menjerit adalah sebuah tanaman jamur yang diinjaknya. Dengan perlahan-lahan
Lolita mengangkat sebelah kakinya yang mengijak jamur malang itu dan lalu jamur
itu memberikan ucapan terima kasih kepada Lolita. “ Siapa namamu gadis manis?”
tanya jamur dengan mendesah.
“Perkenalkan namaku Lolita”, Jawab Lolita.
“Nama yang sungguh indah”, Puji sang jamur.
“ Hay jamur, kalau boleh kutahu aku sedang berada dimana sekarang ini?”, tanya Lolita.
“ Kamu saat ini sedang berada di hutan Andora, selamat datang Lolita”, Jawab jamur itu.
“Perkenalkan namaku Lolita”, Jawab Lolita.
“Nama yang sungguh indah”, Puji sang jamur.
“ Hay jamur, kalau boleh kutahu aku sedang berada dimana sekarang ini?”, tanya Lolita.
“ Kamu saat ini sedang berada di hutan Andora, selamat datang Lolita”, Jawab jamur itu.
Kemudian
si jamur mengeluarkan suara aneh dan seketika itu juga hutan tiba-tiba menjadi
sedikit terang dan banyak hewan hutan datang menemui si jamur dan Lolita.
Lolita yang melihat hal itu hanya terdiam dengan raut wajah yang sangat
ketakutan karena semua hewan hutan itu dapat berbicara dengan bahasa manusia.
“ Teman-teman semua kita kedatangan tamu seorang
gadis”, Seru si jamur dengan penuh wibawa.
“ Mungkin dialah yang akan membebaskan kita tuanku”, Ujar seekor ular.
“ Tentu saja dia adalah orang yang akan menyelamatkan kita, lihat apa yang ada di genggamannya itu, itu adalah cahaya sukma”, kata si jamur.
“ Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu jamur”, Ucap Lolita keheranan.
“ Baiklah, akan kuceritakan semuanya kepadamu Lolita. Sebenarnya kami adalah manusia biasa sama seperti dirimu Lolita, dahulu kami tinggal dan hidup di hutan dimana kamu menetap saat ini. Namun semuanya berubah setelah ada seorang dukun penyihir yang memiliki dendam kesumat kepada kami sehingga ia menyihir kami menjadi makhluk hutan seperti yang kamu lihat sekarang ini. Dan tidak hanya itu saja, ia juga menciptakan tempat ini, hutan Andora untuk membuang kami. Sejujurnya hutan andora ini adalah hutan khayalan yang berbeda dengan hutan nyata tempat kamu tinggal. Selama ini kami menunggu orang yang dapat memegang cahaya sukma untuk dapat mengalahkan penyihir jahat itu dan membebaskan kami dari tempat ini”, si jamur bercerita dengan serius.
“ Mungkin dialah yang akan membebaskan kita tuanku”, Ujar seekor ular.
“ Tentu saja dia adalah orang yang akan menyelamatkan kita, lihat apa yang ada di genggamannya itu, itu adalah cahaya sukma”, kata si jamur.
“ Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu jamur”, Ucap Lolita keheranan.
“ Baiklah, akan kuceritakan semuanya kepadamu Lolita. Sebenarnya kami adalah manusia biasa sama seperti dirimu Lolita, dahulu kami tinggal dan hidup di hutan dimana kamu menetap saat ini. Namun semuanya berubah setelah ada seorang dukun penyihir yang memiliki dendam kesumat kepada kami sehingga ia menyihir kami menjadi makhluk hutan seperti yang kamu lihat sekarang ini. Dan tidak hanya itu saja, ia juga menciptakan tempat ini, hutan Andora untuk membuang kami. Sejujurnya hutan andora ini adalah hutan khayalan yang berbeda dengan hutan nyata tempat kamu tinggal. Selama ini kami menunggu orang yang dapat memegang cahaya sukma untuk dapat mengalahkan penyihir jahat itu dan membebaskan kami dari tempat ini”, si jamur bercerita dengan serius.
Setelah mendengar cerita dari si jamur, Lolita
merasa iba dengan kondisi yang sedang dialami oleh si jamur dan teman-temannya
itu. Oleh karena itu, Lolita kemudian membangun tekad untuk membantu si jamur
dan teman-temannya untuk mengalahkan si penyihir itu. Lalu Si jamur mengajak Lolita serta juga beberapa hewan hutan yaitu
Si kancil, Si ular piton dan sekelompok serigala untuk pergi menemui sang
penyihir di rumahnya yang berada di tengah hutan Andora.
Saat
dalam perjalanan, mereka bertemu dengan jurang yang sangat dalam bahkan tak
dapat terlihat dasarnya sehingga mau tidak mau mereka harus memikirkan cara
untuk dapat melewati Jurang yang dalam itu. Lalu si kancil mengusulkan agar Si
ular piton itu menggunakan tubuhnya sebagai jembatan karena tubuh si piton
selain panjang, juga cukup lebar dan kuat untuk dilalui oleh Lolita, si jamur,
kancil dan kelompok serigala. Usul itu dipandang baik oleh semuanya dan dengan
berani si piton menjulurkan badannya sebagai jembatan sehingga mereka dapat
melalui jurang yang dalam itu.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan
dengan menyusuri sungai ke arah utara hingga tibalah mereka di mulut suatu gua
yang dijaga oleh sekumpulan buaya ganas. Mereka harus mengikuti gua itu karena
dibalik gua itu ada rumah si penyihir. Mereka kemudian mencari akal untuk dapat
melalui gua itu. Kemudian Lolita menyadari bahwa para buaya ganas itu sangat
suka dengan darah. Lalu dengan cepat Lolita mengambil sebatang kayu dan
mengiris sedikit kulitnya lalu melumuri kayu itu dengan darahnya dan melempar jauh-jauh
kayu itu. Dengan sigap dan cepat para buaya itu lari mengejar sepotong kayu itu
sehingga mulut gua menjadi kosong dan dapat dilalui.
Dengan
hati-hati mereka berjalan menyusuri gua itu dan tiba-tiba segerombolan
kelelawar yang kelaparan menyergap mereka dan karena refleks maka salah satu
serigala mengeluarkan aumannya sehingga para kelelawar itu lari
terpingkal-pingkal. Mereka semua lalu sepakat agar sepanjang jalan dalam gua
itu, para Kelompok serigala itu terus mengaum agar tidak ada kelelawar yang
dapat melukai mereka. Dan cara mereka tersebut ternyata berhasil hingga mereka
tiba di rumah sang penyihir. Saat mereka
tiba, ternyata sang penyihir telah lebih dahulu menyambut kedatangan mereka
serta melihat bahwa Lolita membawa cahaya sukma ditangannya. Dengan segera sang
penyihir langsung menyerang Lolita sehingga Lolitapun dengan cepat menahan
serangan sang penyihir dengan menggunakan tubuh si Piton. Penyihir itu terus
menyerang dengan segala ilmunya hingga Lolita pun terdesak. Segeralah sang
penyihir mengambil tombaknya dan hendak membunuh Lolita. Ketika melihat bahwa
Sang penyihir dengan cepat ingin menancapkan tombaknya ke tubuh Lolita, Si
jamur kemudian berlari sekencang-kencangnya ke arah Lolita untuk melindungi
Lolita.
Malang
pun tak dapat di tolak. Tombak sang penyihirpun tertancap dalam pada tubuh si
jamur sehingga Sang penyihir pun kewalahan untuk mencabutnya. Lalu dengan cepat
Lolita segera membuka tangannya yang sedang menggenggam cahaya sukma dan
melemparkanya ke arah sang penyihir yang tengah kewalahan mencabut tombaknya
dari tubuh si jamur. Setelah terkena cahaya sukma, Penyihir itupun merintih
kesakitan hingga akhirnya penyihir itu tewas dengan tubuh yang penuh lepuh dan
lebam seperti sedang dimakan api.
Segera sesudah penyihir itu tewas, Para hewan
itu termasuk si jamur kembali ke wujud semula yaitu wujud manusia. Namun karena
terluka parah, nyawa si Jamur tidak dapat tertolong dan ia juga meninggal.
Kemudian dengan hati penuh duka, Si kancil, si piton, serigala dan Lolita
menggotong jasad si jamur dan membawanya kembali ke hutan Andora. Semua
penduduk hutan Andora larut dalam duka yang teramat sangat karena kematian
pemimpin mereka yaitu si Jamur.
Di suasana yang tengah kalut tersebut, tiba-tiba
suara seperti jejak kaki terdengar kembali di telinga Lolita dan ketika ia
berpaling, ia melihat bahwa cahaya sukma telah kembali dan dengan gembira ia
mengajak semua penduduk hutan Andora untuk pulang bersamanya namun mereka
memilih untuk tetap tinggal di hutan Andora karena kesetiaan mereka kepada
pemimpin mereka dan karena hutan Andora adalah tempat dimana mereka bertahan
hidup selama ini. Melihat keteguhan para rakyat hutan Andora, Lolitapun merasa
terharu dan sambil memegang cahaya sukma itu ia memejamkan mataya dan kembali tertidur.
Saat ia membuka matanya, ia telah kembali ke hutan
tempat tinggalnya, yaitu hutan sumatera.
Sepanjang hari, Lolita terus memikirkan apa yang telah terjadi dengan dirinya. Dia terus bertanya dalam hatinya apakah semua itu benar terjadi ataukah itu hanya mimpi tidurnya, mimpi indah yang bahkan tak diharapkannya. Setiap petang sampai malam, ia terus memikirkan kejadian itu tepat di tepi sungai telaga batu dengan menunggu sebuah kepastian apakah dirinya akan kembali ataukah itu hanya mimipi yang terus menghiasi. Itulah yang terus menjadi secarik misteri di balik cerita hutan sumatera.
Sepanjang hari, Lolita terus memikirkan apa yang telah terjadi dengan dirinya. Dia terus bertanya dalam hatinya apakah semua itu benar terjadi ataukah itu hanya mimpi tidurnya, mimpi indah yang bahkan tak diharapkannya. Setiap petang sampai malam, ia terus memikirkan kejadian itu tepat di tepi sungai telaga batu dengan menunggu sebuah kepastian apakah dirinya akan kembali ataukah itu hanya mimipi yang terus menghiasi. Itulah yang terus menjadi secarik misteri di balik cerita hutan sumatera.
Selesai.....
Original by. Ardy zacharias
Komentar
Posting Komentar