EDISI CERPEN
Petualangan Lolita Saat itu sang surya sedang memancarkan cahaya merah merona di temani oleh hembusan angin pepohonan dengan arus tenang telaga batu tanda bahwa hari sudah menunjukkan petang tampak seorang gadis memandang murung ke arah telaga dengan sejuta tanda tanya yang nampak sangat jelas dari raut dan garis wajah gadis merah itu. Entah apakah yang telah dialami, sepertinya sesuatu barulah terjadi, sesuatu yang bahkan tak dapat dijelaskan oleh dirinya atau siapapun. Sampai surya tak nampak lagi, dan angin dingin mulai menusuk tulang, gadis malang itu tetap berdiri kokoh disamping telaga berarus tenang dengan harapan bahwa hati dan pikirannya dapat setenang arus telaga itu. Sejenak wajah murung itu berubah menjadi sebuah wajah keheranan disertai dengan senyum tipis, menggerakkan kaki gadis merah itu menjauh dari tepi telaga ke arah dalam gubuk tua renta yang bahkan tak layak untuk didiami lagi. ...